Happy Family

Kumpul Keluarga Besar Ayah

Sabtu, 26 Desember 2020 dadakan pakde budi, bude ani, mereka sekeluarga datang ke rumah Yumna di Tigaraksa, alhamdulillah yeayyy rameeeee

Besuk Pakde Jaya (Kakaknya Bapak)

Minggu, 27 September 2020 yang lalu, saya, mas imam dan yumna dadakan nekat ke Pandeglang Banten menggunakan motor. Awal cerita hari Sabtunya, Ka Ahun update status Wa lagi di alun – alun kota Pandeglang menuju kampung bapak di desa Bojong Canar.
Saya wa ka Ahun, ka ke banten sama siapa ? ternyata Ka Ahun ke banten sendirian dan ingin besuk ayahnya yang sedang sakit, terbaring tak berdaya. Sontak langsung kepikiran, mau besuk juga, mau ke banten juga. Karena ayahnya Ka Ahun ini Kakanya Bapak, sebut saja pakde aku.  Ka Ahun dan Mbak Nur saja kalau ibu dan bapakku sakit dengan sigap langsung datang besuk. Dan aku pun langsung bilang k suami, ayah kita ke banten yuk. Kata ayah, sudah siang bu, besok minggu pagi2 saja.
Akhirnya jadilah hari minggu kami pergi ke banten, berangkat dr rumah jam 7 pagi.

Sampai di Bojong Canar jam 9.30 pagi, hamdallah masih pagi, udara dan cuaca pun mendukung sangat teduh, alhamdulillah.

Sesampainya disana pakde sudah terbaring lemas, sudah tak mau minum, tak mau makan, kalau diperiksakan secara medis mungkin bisa disebut stroke. Kalau mau bicara dengan pakde pun, kita harus berbicara di samping telinga pakde. Huhu ngga tega. Semoga Allah merahmati pakde ya Pakde, dan memberikan kasih sayangnya ke Pakde semoga khusnul khotimah aamiin.

Hari itu, hny saya, suami dan yumna, bapak ibu dan kaka asti belum bisa ikut, karena kondisinya dadakan, alhasil mereka akan k banten minggu depannya. Singkat cerita, hari Minggu tanggal 4 Oktober 2020 bapak, ibu dan kaka asti, mas hasbi, ka ahun, bi lina, ayi dan temannya mas hasbi pun berangkat ke banten.

Selesai dari banten, mereka mampir ke rumahku, dan pulang dr rumah habis magrib. Singkat cerita, jam 9 malam bang yadi suaminya mbak nur menelpon dan mengabari kalau pakde jaya jam 9 malam barusan sudah meninggal.

Oh Ya Allah, semoga Pakde Jaya meninggal khusnul khotimah, Engkau ampunkan dosa2nya selama hidup didunia ini ya Allah, terima semua amal ibadahnya ya Allah, Ya Allah, ampuni ampuni ampuni ya Allah.

Kata kaka asti, pakde jaya pas kemarin bapak bicara disamping telinga pakde, pakde jaya menangis, mengeluarkan air mata, dan ini artinya pakde jaya merespon apa yang bapak sampaikan. Huhuhu oh ya Allah.

Kalau teringat 4 tahun lalu, 3 tahun lalu, 2 tahun lalu dan Januari kemarin setiap kami pulang ke Banten, yang membuat kocak adalah ketika pakde jaya dan bapak kalau lagi ngobrol, pendengaran keduanya sudah sangat berkurang, bermasalah pada pendengarannya. Tapi Allah Maha Baik, mereka tetap nyambung bicaranya. Dan kamipun yang menyaksikan, khususnya aku sontak tertawa menahan geli melihat keduanya.

Mungkin bapak dan pakde jaya punya ikatan batin yang kuat ya Ya Allah. Alhamdulillah meski hari ini senin, 5 oktober 2020 bapak belum bisa pulang ke banten untuk takjiyah pakde, namun kemarin minggu bapak masih bisa ketemu dan bicara sama Pakde.

Oh ya Allah, apa Pakde menunggu sampai ketemu bapak ya Ya Allah, oh ya Allah, ampuni ampuni. Pakde Jaya ini kaka pertamanya bapak, sedangkan bapak anak ke-3 dari 4 bersaudara.

Semoga Allah menjaga silaturahim kami sampai kapanpun. Aamiin, aamiin.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.


Akhirnya setelah 3,5 bulan tidak ke Depok, bisa ke Depokkkk yeayyyyy ketemu Mbah Uti, Mbah Kakung dan Tanteee

Nahhhh ini langsung diajak Mbah Uti petik bunga telang untuk dijadikan teh bunga telang nih, Yumna happyyy bangettttttt masyaAllah.

Dan karena saking kangennya Yumna, kemanapun Mbah Uti pergi yaaaa ikuuutttt, makan juga maunya disuapin mbah utiiiiii hehe

Tangerang, 28 Juni 2020


Puncaaakkkkk yeaaayyy, Many thanks untuk Ayah Imammmmmm

Ayah, alhamdulillah alhamdulillah, ayah, terimakasih banyak ya Ayah, sudah mau ikut bersama tim HRD Malinda Furniture Gallery ke puncaaakkk setelah sekian lama galau naik motor ke puncak atau bareng naik mobil kantor ibu. Akhirnya malah kita naik mobil kita sendiri hihi, yang awalnya ngga ada planning naik mobil.

Sabtu pagi, saat mau berangkat baru ayah kasih keputusan, Yuk naik mobil aja, bismillah, soalnya ko ini agak agak mendung gitu, kasihan yumna kalau hujan. Dan akhirnya kami berangkat naik mobil. Jam setengah 7 berangkat dari Tigaraksa, mampir dulu sarapan bubur dan sambil nunggu ATM BCA buka, dan masuk tol balaraja timur jam setengah 8 pagi. Cussssss alhamdulillah kondisi ramai lancar, macet di tol rambutan sampai cibubur, lanjut lancar lagi dan macet di tol sentul sampai keluar tol bogor.

Saat naik ke puncak, wow, lumayan macet, akhirnya kami memutuskan lewat jalur alternatif. Dan wowwwwww, jalur alternatif ini jalanannya amazing ya, naik turun dengan kemiringan yang luar biasa, yg pertama kali baru dihadapi ayah. Alhamdulillah dikasih selamat dan sehat, alhamdulillah. Daaaannn, Yumna mabuk 2x, kasihaaan Yum Yum ku. Iya pasti mabuk, karena jalanannya berkelak kelok, tanjakan dan turunan yang curam, luar biasa, masyaAllah alhamdulillah, Allohuakbar, terimakasih ya Allah.

Singkat cerita kami tiba di villa Harvest jam 11.30 siang, jadi total perjalanan dari rumah 5 jam, dan dipotong sarapan bubur 30 menit, jadi total waktu perjalanan 4 jam 30 menit. Ini bisa dibilang kategori lancar yah.

Sampai disana, Yumna happyy banget, hijaunya rumput dan ada kolam renangnya, wow yumna sukaaakkk sekali dan tak sabar ingin berenang.


Bismillahirrohmanirrohim Lamaran Kaka Asti

InsyaAllah tanggal 29 September nanti, Kaka asti akan dilamar sama temannya. Menurut aku, proses kenalnya cukup singkat. Kenal sekitar bulan Mei/Juni. Dan bulan September ini lamaran. Bismillah ini yang paling baik dan terbaik, aamiin. Mengingat usia kaka Asti sudah masuk ke 33 tahun. Untuk calonnya beda 1 tahun, yakni 34 tahun. Namanya ade hasbiullah. Dipanggilnya mas Ade.

Mudah2an dikasih lancar, dikasih mudah, aamiin aamiin.

Tangerang, 9 September 2019.

Astiti Musyarofah


Ragunan Yeaaaayyy Alhamdulillah

Libur telah tiba, libur telah tiba, hore hore hore uuuu #lagunya Tasya Kamila hoho.

Alhamdulillah ya Allah, bisa mengajak Mbak Uti dan Mbah Kung jalan – jalan ke Ragunan dengan mobil Sirion.

Sabtu, 29 Juni lalu, kami pulang ke Depok, Mbah Uti alhamdulillah ada pesenan 120 nasi box untuk diantar jam 4 sore. Mbaaah Uti seneng banget, alhamdulillah untungnya lumayan dan menu makanan yang di request pun simple, yakni rendang, balado kentang dan krecek, buah jeruk, kerupuk, telur pindang dan nasi. Wuah alhamdulillah jadi ikut seneng.

Seneng bisa melihat Mbah Uti senang :).

Tapi kemarin Sabtu, Mbah Uti cerita tentang kaka Asti, yang membuat aku jadi berkaca – kaca, berusaha ada di posisi kaka Asti. Pas lebaran kemarin, pas aku sudah pulang ke Tigaraksa, ternyata ada temannya kaka Asti yang datang ke rumah. Tapi kebetulan kaka asti lagi nganterin mbah ke cilodong. Alhasil mbah kung yang ketemu sama temannya kaka Asti. Namanya Ka Ngatiroh, Ka Ngatiroh ini teman satu pesantren kaka Asti di Ponorogo dulu. Ka Ngatiroh datang bersama ayahnya. Intinya adalah kaka Asti mau dijodohin sama saudaranya Ka Ngatiroh, suku Sunda. Entah bagaimana ceritanya, pas kaka Asti pulang dan ibu pulang, ya Bapak cerita tentang tadi orangtuanya Ka Ngatiroh perhatian banget sampai mau jodohin. Biasa lah bapak ku ini kalau ngomong bicaranya nyelekit, dan kaka Asti bilang, Memang Asri kenapa sih Pak, sampai segitunya Bapak ke Asri. Terus kaka Asti bilang ke Ibu, sudah Bu, Ibu ngga usah mikirin Asri ya, Asri gpp, jangan jadi pikiran Ibu ya. Hiks, ngembeng, nahan nangis lah aku. Kaka Asti ini , masyaAllah sabarnya luar biasa. Usia kaka Asti tahun ini 33 tahun. Belum menikah, aku jadi kepikiran ya Allah, aku jadi sedih dan agak terisak, aku memposisikan diri aku di posisi kaka Asti sekarang ini.

Didepan ku kaka Asti berusaha tersenyum, bercanda sama Yumna ataupun ngobrol ringan sama Imam. Tanpa aku minta, kaka Asti selalu ngasih apa aja buat aku, yumna, juga imam. Tapi aku melihat mata kaka Asti juga ngga bisa bohong, bahwa kaka Asti pun juga mau untuk menikah, berumah tangga, mempunyai anak. Oh ya Allah, aku nangis, ya Allah, permudahlah jalan kaka Asti ya Allah untuk segera bertemu jodohnya ya Allah. Jodoh yang baik iman islamnya, yg sholeh, orang berada, orang yang menyayangi ibu dan bapakku, orang yang memahami kondisi keluargaku. Oh Ya Allah, tolong ya Allah. Sayangi kaka Asti ya Allah. Ya Allah, jaga hati kaka Asti ya Allah, lindungi dia ya Allah, jauhkan dia dari rasa sedih ya Allah, kuatkanlah kaka Asti ya Allah. Dia orang yang baik, sangat baik. Maka berikanlah ia jodoh yang baik juga, aamiin aamiin.

Setelah cerita – cerita itu, ibu juga mau jalan – jalan, alhasil aku tidak mau menolak, meskipun jam 4 sore di hari minggunya Yumna ada acara ulangtahun temannya di sekitar rumah tigaraksa. Biar jadi refresh pikiran kaka Asti, ibu, bapak, semoga mereka senang ya Allah aamiin.

Akhirnya, hari Minggunya pun kami jadi pergi ke Ragunan. Berangkat jam 6 pagi dari rumah, mampir dulu ke rumah teman ibu di Pintu Air Cilodong, dan lanjut ke Ragunan. Sampai di ragunan jam setengah 8 pagi. Wuah ternyata jam setengah 8 pagi saja sudah banyak yang data, parkiran juga sudah hampir penuh. Dan akhirnya kita parkir di depan loket parkir, hamdallah masih agak kosong, jadi ayah dengan mudahnya parkir. Maklum ayah belum begitu mahir parkir, tp dia berusaha untuk mahir. Ya, namanya juga mobil baru, pegangan baru, jadi mesti selalu dibiasakan.

Kami berkeliling mulai dari melihat burung merak, ayam kalkun, melihat kijang, melihat gajah, jerapah, orang utan, komodo, burug pelikan, rusa, dan lain – lain. Yang unik adalah, wuaaah pas kita ke tempat Gajah, si gajah lagi poop dan pipis, eh si Yumna …bilang, ”…..cebok sana gajah” haha kocak nih anak, masyaAllah nalarnya pintar, cerdas. Aamiin.

Nah berikut foto – foto kami di ragunan kemarin. Seruuuuuuuuuu 🙂 🙂

Tangerang, 1 Juli 2019

Astiti Musyarofah

Ya Allah, semoga saya, kaka asti, suami suami kami bisa membahagiakan ibu dan bapak, sebagaimana mereka menyayangi saya dan kaka asti selagi kami kecil :). Love you ibu dan bapak


Mbah Uyut….Simbok…Innalillahiwainnaillahirojiun

Selasa, 2 April 2019.

Mbah Uyutnya Yumna, Simbok, meninggal dunia di usianya yang ke-87 tahun.

Sedih. Pasti. Meskipun saya tidak sedekat cucu – cucu yang lainnya dengan simbah, namun saya bisa dibilang juga cukup dekat. Ketika masih bekerja di travel dulu, saya selalu mampir ke tempat simbah yang memang jarak lokasinya dekat dari Malioboro. Ketika zaman kuliah, 2 kali saya mengajak teman – teman menginap di rumah simbah. Pertama kalinya mengajak 12 orang sekaligus, kedua kalinya mengajak 4 orang.

Pokoknya simbah baikkkkk banget, simbah adalah alasan dimana kami keluarga besar berkumpul, simbah adalah alasan dimana kami menjaga silaturahim, simbah adalah alasan bagi kami untuk selalu bersama. MasyaAllah Mbah, semoga simbah khusnul khotimah ya Mbah.

2 Minggu terakhir kemarin simbah sakit, lalu ibu (mbah utinya yumna) pulang k depok. Ibu bilang ‘Dek, ibu ke Yogya ya, ibu khawatir kalau ibu ngga ke Yogya dan simbok ngga ada usia, ibu pasti merasa bersalah banget.’ Dan ibu pun akhirnya pulang minggu lalu ke Yogya, Ibu 5 hari disana dan kembali pulang ke Depok, karena kepikiran sama Bapak dan kaka Asti.

Jeda 1 hari setelah ibu pulang, Simbah masuk rumah sakit, dan selang 2 hari kondisi simbah semakin drop.

Keluarga besar, luar biasa amazing, mereka menyusun jadwal untuk gantian jaga simbah selama di rumah sakit. Saya dan Kaka Asti memang tidak begitu aktif di grup keluarga, tetapi kami tetap memantau kondisi simbah dan berdoa yang terbaik.

Namun, ini yang terbaik untuk Simbah di usianya yang sekarang ini 87 tahun, simbah menghembuskan nafas terakhirnya.

Bersyukurnya, Ibu kemarin sempat ke Jogja merawat simbah, bersyukur di bulan Januari kemarin kami sekeluarga di Depok bisa ikut di acara silaturahim keluarga dalam rangka milad Simbah yang ke-87 tahun.

Ya Allah, betapa sesungguhnya kematian itu sungguh dekat.

Ya Allah, jika waktu kematian kami sudah dekat, matikanlah kami dalam keadaan khusnul khotimah, dalam keadaan dekat dengan Mu, dalam keadaan taat kepada Mu, dalam keadaan Iman yang besar kepada Mu.

Tangerang, 5 April 2019.

Astiti Musyarofah


Edisi Kelas Private Mbah Uti dan Yumna

IMG-20190208-WA0003

Okeh, ini mbah uti nya Yumna, sosok wanita yang luar biasa kuat dan sabar. Doa yang baik selalu buat Mbah, semoga Allah berikan kesehatan, keselamatan dan selalu dalam perlindungan Allah aamiin aamiin.

Wuah, kali ini Mbah sedang mengajari Yumna menjahit. Mbooohhh ki yumna wes ngerti durung hehe. Yumna yang belum genap 2 tahun, sedang aktif-aktifnya, sedang penasaran dengan apa yang dia lihat, mau tahu. Oke, ketika mbah uti sedang menjahit baju, alhasil Yumna pun penasaran, mau ikutaaaaannn. Yuk mari.

Yo wes, mbah uti ngalah, singkirkan baju – baju yang sedang dijahit, beralih private class dengan Yumna. Lihat, yumna nampak seriusa memperhatikan mbah nya sedang ngapain hehehe. MasyaAllah tabarakallah buat mbah dan Yumna 🙂

Tangerang, 25 Maret 2019

Astiti Musyarofah